Sabtu, 21 November 2015

Model-model Rapat

3 Model Rapat Dalam Organisasi

Contoh bahan rapat :
“Segenap warga dalam lingkup RW dihadapkan pada masalah kegelapan Penerangan Jalan Umum (PJU). Pasalnya pihak pengembang telah menyerahkan pengelolaan Sarana dan Prasara fasilitas umum diantaranya adalah PJU pada warga (RW) untuk dikelola secara mandiri. Oleh karena permasalahan tersebut menyangkut kepentingan bersama maka digelarlah suatu rapat dengan model-model dibawah ini guna mencari penyelesaian :

A.  Rapat K2RB ( Keluh Kesah, Ragu dan Bingung)
Yaitu rapat yang terkondisikan sebagai forum curhat, keluh kesah atas keraguan dan kebingungan para peserta rapat akan permasalahan yang mereka hadapi. Rapat ini lebih pada upaya pemuasan hati atau semacam luapan emosi para peserta, hingga pada saat rapat berakhir belum dihasilkan keputusan rapat yang didasarkan pada kedalaman berpikir dan pertimbangan terbaik.

Ciri-ciri Rapat K2RB:
a.    Para peserta rapat secara bergiliran atau bahkan beramai-ramai menyampaikan keluh-kesah, ragu dan kebingungan mereka.
  1. Kebanyakan peserta rapat belum menemukan batasan terhadap permasalahan yang dibahas, perihal: apa, kenapa, dan bagaimana persoalan tersebut harus diputuskan
  2. Para peserta rapat secara umum belum menemukan solusi atas masalah mereka sendiri.
  3. Rapat terjadi dalam kurun waktu yang paling lama diantara tiga model rapat yang ada
  4. Rapat akan menjadi forum curhat masing-masing peserta rapat.
  5. Biasanya dalam rapat muncul sikap skeptis, acuh, apatis hingga rapat tidak menghasilkan keputusan apapun, pada akhirnya rapat ditutup dengan kondisi ragu dan bingung yang belum teratasi.
  6. Notulen rapat kesulitan mencatat poin kesepakatan

Kelebihan :
Dapat menciptakan suasana canda tawa sebagai refreshing pengganti kegiatan cangkrukan malam

Kelemahan :
1.    Rapat model ini dapat menghasilkan kerusakan sosial
2.    Rapat akan menghasikan kesia-siaan, pemborosan waktu dan biaya

B.     Rapat Penyampaian Konsep (RPK)
Rapat Penyampaian Konsep adalah suatu model rapat yang mengkondisikan forum dalam rapat sebagai wadah penyampaian konsep yang disampaikan secara tertulis maupun secara lisan. Dalam model rapat ini terjadi sharing secara bergiliran dan terarah yang pada akhirnya didapatkan keputusan secara mufakat/voting atau sengaja ditunda untuk menunggu quorum.


Ciri-ciri Rapat Model RPK :
a.       Para peserta pada umumnya telah merenungkan dan memikirkan permasalahan rapat yang akan dibahas
b.      Para peserta rapat menyampaikan pendapat mereka yang didasarkan pada pemikiran terbaik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis
c.       Penyampaian pendapat pada umunya secara lugas, santun dan terukur.
  1. Pemimpin rapat melakukan kegiatan menghimpun dan memadukan berbagai konsep yang diajukan peserta rapat guna mencarikan titik temu.
  2. Para peserta rapat sudah siap dengan berbagai keputusan hasil rapat yang didasarkan pada mufakat atau voting.
  3. Keputusan rapat bisa dihasilkan di akhir rapat atau menunggu quorum agar mendapatkan legitimasi yang kuat.
  4. Rapat model ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat


Kelebihan :
  1. Lebih hemat waktu
  2. Lebih hemat biaya
  3. Rapat lebih berkualitas


C.     Rapat Persetujuan
Adalah suatu model rapat yang terkondisikan sebagai forum untuk menentukan sikap setuju atau tidak setuju. Rapat model ini tidak membutuhkan narasi yang panjang atau penjelasan secara lebih rinci tentang suatu permasalahan, dasar pemikiran dan dasar pertimbangan yang diperlukan sebagai alat pengambilan keputusan. Rapat model ini biasanya hanya akan menawarkan kata sepakat, Setuju/Tidak Setuju, Diterima/ Ditolak atau Ditangguhkan!, dan merupakan rapat paling singkat

Ciri-Ciri Rapat Persetujuan:
  1. Tiap peserta rapat sudah paham betul dengan masalah yang akan dibahas dan diputuskan.
  2. Opsi-opsi dengan segala kemungkinan yang akan diputuskan telah diedarkan pada para peserta rapat.
  3. Pemimpin rapat telah membawa permasalahan kedalam konsep yang dilengkapi dengan dasar pemikiran, pertimbangan, dan opsi-opsi untuk dipilih secara musyawarah mufakat atau voting.
  4. Pemimpin rapat hanya membacakan narasi secara singkat permasalahan dalam rapat atau tema rapat lalu menawarkan opsi-opsi keputusan dengan menawarkan kata : Sepakat! Setuju! atau Tidak Setuju! pada para peserta.
  5. Keberatan-keberatan dalam rapat atau opsi lain selain opsi yang disodorkan dalam rapat yang belum dilandasi dasar pemikiran tidak dimunculkan dalam rapat..
  6. Peserta rapat mengikuti alur rapat dengan seksama hingga pada gilirannya tergiring untuk menyatakan pendapat mereka melalui kata mufakat atau voting
  7. Notulen rapat hanya akan mencatat poin-poin hasil rapat yang telah terstruktur rapi.
  8. Rapat terjadi relatif sangat cepat !
 
Kelebihan dan Ketepatan Peruntukan :
  1. Terjadi budaya berfikir secara cermat sejak sebelum rapat
  2. Cocok buat kalayak sibuk, kalayak yang tidak mempunyai cukup waktu untuk bertele-tele
  3. Cocok bagi pemegang prinsip “think first before we speak, and think first before we do”
  4. Bagi kalangan yang khawatir bahwa rapat akan menelan/mengeluarkan banyak biaya untuk cetak undangan, konsumsi dan khawatir menyia-nyiakan waktu

Kelemahan :

-          Forum keramah tamahan sosial agak berkurang

Untuk RW.6 Perum Griya Persada Asri kayaknya lebih cocok dengan model B & C
By : Admin RW

Filosofi Kepemimpinan



Antara Intensitas Masalah, Amanah dan "Insentif ?"


"Qullukum roin waqullukum mas'ulin an ro'iyati", tiap kamu adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kamu pimpin......Al Hadits)


Bukan hal yang ringan tapi tidak terlalu berat juga, sebetulnya mengemban tugas menjadi ketua RW di perum Griya Persada Asri ini tidaklah sederhana. ketika kita dihadapkan pada kondisi perumahan masih banyak ketidakjelasan. coba anda cek sendiri apa saja yang masih belum jelas dalam perumahan kita Griya Persada Asri ini? lebih jelasnya tanyakan saja pada para mantan ketua RW, atau para aktifis-organisatoris di lingkup RW.6, Sebab disini saya hanya berdiri menjadi ketua RW pada periode ke-4,  yang hanya meneruskan PR-PR mereka yang selama ini belum tuntas.

Di satu sisi bahwa sampai saat ini belum jelas berapa gaji/insentif dari pemerintah terhadap aparatur negara berskala teri semacam RT, RW ini atau bahkan memang tidak pernah digaji yang membuat kebanyakan pemangku jabatan ketua RT, RW menjadi lupa-lupa ingat akan jabatan mereka. Disisi  lain model pemilihan secara demokratis yang melibatkan segenap orang/warga dalam pencalonan RW dalam upaya menjadikan saya terpilih beberapa waktu yang lalu telah menjadi semacam panggilan nurani untuk melakukan pengabdian secara tidak asal-asalan. intinya di RW.6 harus ikhlas dalam mengabdi

Dukungan atau protes, kepuasan maupun kekecewaan tentu akan menjadi pemandangan yang tak terelakkan bagi seorang RW di negeri kontroversi bernama Griya Persada Asri ini. Yang pertama  itulah demokratisasi dan yang kedua adalah karakteristik masyarakat perum GPA ini telah mengkondisikan kelelahan para ketua mereka para pendahulu saya. Namun insyaAllah dalam periode saya itu semua bakal teratasi, sebab bagi saya “organisasi adalah seni dalam menata potensi SDM didalamnya dan bukanlah seni dalam meniadakan eksistensi mereka”

Setepak demi setapak dalam keterbatasan SDM, anggaran, sarana, dan setumpuk persoalan telah menanti di depan mata untuk segera diselesaikan. Dengan penuh rasa optimis marilah kita tetap melangkah dengan langkah pasti. Pepatah yang sering saya populerkan “orang yang gagal memiliki kelebihan keluhan, sementara orang yang sukses memiliki kelebihan cara” itulah kiranya prinsip hidup dan yang patut menjadi teman setia dalam hidup kita…..Turut menyapa dengan semangat!/RW. 
 

Model Kepemimpinan


            "Kepemimpinan Model Ayam"
3 Kata Kunci Sukses  Kepemimpinan Meneladai Ayam


1.     Pemberani, ini adalah watak yang sangat utama dan wajib ada pada pemimpin sebagaimana yang ada pada ayam induk. Saat bujang ia begitu jaga imej (jaim), ta begitu hiraukan org lain, tidak usil, tidak pernah makar sebagai rakyat, namun pada giliran ia didapuk  menjadi induk, maka saat itulah kepemimpinan yang menakjubkan dimulai, pribadinya berubah menjadi garang alias (kereng=jawa), dalam mempelihara keutuhan, keselamatan anak-anaknya, ia ta pernah segan menghadapi siapapun, dan ta peduli apapun resiko dari sikap beraninya itu, bahkan nyawapun ia pertaruhkan. Dalam gaya kepemimpinan organisasi juga harus demikian, bahwa keutuhan rakyat harus selalu diperjuangkan, tiap jengkal hak harus dipertahankan, kehormatan & keselamatan rakyat harus dibela. Tidak boleh ada dil-dil khusus dengan lawan atau pihak lain dalam kaitan dengan kepentingan rakyat yang biasa disebut sebagai "kepengecutan & pengkhianatan". Totalitas perjuangan dan hanya untuk rakyatnya. Tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan, kadang harus cepat (sedikit otoriter), kadang harus dengan pertimbangan panjang (demokratisasi), kadang menjalankan umumnya saja. Yang jelas bukanlah pemimpin mereka yang tidak berani mengambil keputusan dan bukan pula pemimpin mereka yang tidak punya keberanian dalam mengambil resiko. Karena si Ayam Induk tidak pernah berbuat demikian.

2.  Adil, induk ayam sangat adil, ketika mendapat makanan pasti ia bagikan pada seluruh anak-anaknya, anak yang rakus ditekan, yang lemah tak bernafsu makan didampingi dan disuapi, makanan yang menggumpal diuraikan (dieker-eker=jawa) guna pemerataan, dan terus menyemangati anak-anaknya agar senantiasa bernafsu makan agar hidup mereka berkesinambungan. Demikian juga dalam organisasi apapun, pemimpin harus mampu membentangkan keadilan, segala persoalan ketidakadilan harus diberantas. Dalam ranah ke RW-an perum. GPA ini, mulai dari akurasi luas tanah tiap rumah, fungsi jalan, fasum, system keamanan, kebijakan lingkungan, PJU, makam, sampah, sosial ke RT-an, retribusi, dll di semua sudut kehidupan lingkup RW harus dibuatkan peraturan yang adil. disusun disahkan dan diberlakukan cepat atau lambat.

3.      Merakyat. Induk Ayam selalu berada di antara anak-anaknya, kadang ia berada di depan sbg komandan & pengambil keputusan, kadang di tengah-tengah atau di samping sebagai pendamping dan kadang cukup di belakang sebagai pemberi motivasi. Disaat santai paling tepat rebahkan badan dan terlentang merelakan badannya ditindih anak-anaknya agar timbul kedekatan batin dan kasih sayang. Dalam kepemimpinan tiap organisasi juga demikian, pepatah :"ing ngarso sung tulodo, ing madyo bangun karso, tut wuri handayani". Kadang hanya merintah, kadang bekerja bersama, kadang hanya melakukan motivasi dari belakang.

Dalam pergumulan internal manusia kerap terjadi kepemimpinan bermodel bayangan yaitu pemimpin yang keberadaannya sulit diindera, adanya sama seperti tiadanya. Ada juga pemimpin model boneka dimana sikap perilaku dan segala pengambilan keputusannya dikendalikan oleh orang kuat yang ia takuti yang berada dibelakangnya, ada juga pemimpin bermodel pengecut atau pengkhianat dimana segala kebijakannya selalu  berpihak pada lawan untuk tujuan pemunduran dan penghancuran rakyatnya sendiri. Yang tidak sedikit terdapat pula pemimpin dikalangan manusia  bermodel penyelenggara kekuasaan absolut yang tidak menghiraukan keadilan bagi rakyatnya sendiri.

Semua sifat buruk para pemimpin kalangan manusia tersebut tidak pernah dianut dan diselenggarakan di kalangan hewan khususnya Ayam Induk. Pada kenyataannya pada semua hewan di dunia ini menggunakan gaya kepemimpinan yang sama yaitu pemberani, adil dan merakyat. Perlu diketahui bahwa hewan adalah makhluk Tuhan yang lebih tua dari pada manusia, sehingga bukan berlebihan jika pada mereka terdapat keteladanan. Sepanjang peradaban jaman kepemimpinan mereka tidak pernah bermasalah, regulasi kepemimpinan terjadi secara baik, anak-anak (rakyat) mereka aman.  dan diakhirat kelak tidak pernah ada hisab yang mempersoal keadilan kepemimpinan hewan. Itulah perilaku hewan, itulah sunnatulloh dan itulah style of leadership/ RW

Top of Form